Jangan Lengah Meski Tren Menurun
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Hingga Senin (11/5) jumlah pasien sembuh dari paparan Virus Corona (Covid-19) bertambah 183 orang. Artinya dengan penambahan ini total keseluruhan menjadi 2.881 orang. Data jumlah pasien meninggal pun, tidak kalah hebatnya. Tercatat, ada penambahan 18 orang wafat, sehingga totalnya menjadi 991 orang. Untuk pasien dalam pengawasan juga bertambah. Data yang masuk sebanyak 1.677 orang sehingga totalnya menjadi 31.994 pasien dan orang dalam pemantauan bertambah 415 orang menjadi 249.105 orang. ”Jika melihat dari data-data tersebut, artinya menunjukkan jumlah terkonfirmasi atau positif Covid-19 bertambah 233 orang menjadi 14.265 orang. Data ini merupakan sebaran seluruh provinsi di Indonesia sudah terpapar Covid-19. Sedangkan kabupaten/kota yang terdampak sebanyak 373 kabupaten/kota,” terang Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB, Senin (11/5). Pemerintah sendiri telah melakukan pemeriksaan tes PCR dan tes cepat molekuler terhadap 161.351 spesimen dari 116.358 orang dengan konfirmasi positif 14.265 kasus dan negatif 102.093 kasus. Terkait penambahan kasus Covid-19 dari hari ke hari, ini merupakan gambaran penularan yang masih terus terjadi di tengah masyarakat. ”Masih ada kasus positif di tengah kita yang belum diisolasi dengan baik dan masih ada kelompok rentan yang berpotensi tertular,\" tuturnya. Karena itu, Yurianto mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan terhadap anjuran pemerintah untuk memutus rantai penularan Covid-19. ”Pastikan disiplin mencuci tangan dengan sabun, disiplin menggunakan masker, disiplin menjaga jarak, disiplin tetap di rumah, disiplin tidak melakukan perjalanan dan tidak mudik,” jelasnya. Terkait dengan rencana kedatangan pekerja migran Indonesia, Yuri meminta masyarakat bisa memahami protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah terhadap WNI yang baru pulang dari luar negeri. ”Jelas ini kerja keras kita, bukan hanya untuk melindungi mereka yang baru pulang dari luar negeri melainkan juga masyarakat yang ada di dalam negeri,” kata Yurianto yang disiarkan akun Youtube BNPB. Kepulangan warga negara Indonesia dari luar negeri ke Tanah Air juga berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang sedang terjadi di seluruh dunia. Jangan sampai mereka kembali dan masuk ke Tanah Air dalam kondisi sakit. Karena itu, mereka akan menjalani pemeriksaan lengkap dan komprehensif untuk memastikan kondisi kesehatan mereka. ”Apa pun yang terjadi harus diterima. Manakala mereka sakit, maka kewajiban negara untuk merawat mereka sampai sembuh, sampai tuntas,” tuturnya. Menurut Yurianto, pada masa awal pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia memang berasal dari warga negara asing yang datang ke Tanah Air atau disebut kasus impor. Seiiring waktu berjalan, persebaran virus corona penyebab Covid-19 lebih didominasi penularan lokal, yaitu antara sesama warga negara Indonesia. ”Itu masalah yang harus menjadi fokus kita bersama untuk mengendalikan dan memutus rantai penularan Covid-19,” jelasnya. Untuk pemeriksaan tes PCR dan tes cepat molekuler terhadap 161.351 spesimen dari 116.358 orang dengan konfirmasi positif 14.265 kasus dan negatif 102.093 kasus. Sementara itu, jumlah pasien sembuh dari Covid-19 bertambah 183 orang menjadi 2.881 orang, jumlah pasien meninggal bertambah 18 orang menjadi 991 orang, dan kasus positif bertambah 233 orang menjadi 14.265 orang. Terpisah, Presiden Joko Widodo kembali meminta agar kecepatan dan kapasitas pengujian spesimen Covid-19 dengan metode PCR terus ditingkatkan. Berdasarkan laporan yang diterima oleh Presiden, kemampuan pengujian tersebut saat ini berada pada kisaran 4.000 hingga 5.000 sampel per hari. ”Ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu, yaitu 10.000 spesimen per hari,” ujarnya saat memimpin rapat terbatas mengenai percepatan penanganan pandemi Covid-19 secara telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/5). Terkait dengan pengujian tersebut, saat ini juga terdapat 104 laboratorium pemeriksaan yang masuk dalam jaringan laboratorium Covid-19. Kepala Negara meminta agar sejumlah laboratorium tersebut dipastikan dapat berfungsi maksimal. ”Pastikan bahwa lab-lab tersebut berfungsi maksimal meskipun dari 104 lab tadi 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan dan 51 lab rujukan belum melakukan pemeriksaan,” tuturnya. Selain itu, kesiapan sumber daya manusia yang terlatih untuk melakukan pemeriksaan serta ketersediaan alat-alat pengujian juga diminta oleh Presiden untuk lebih diperhatikan. ”Saya minta ini segera diselesaikan dalam minggu ini,” tandasnya. Menanggapi hal ini, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah tidak merelaksasi atau melonggarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) meskipun terjadi penurunan angka kasus baru Covid-19 dalam sepekan terakhir. ”Pemerintah tidak melonggarkan aturan PSBB meski terjadi penurunan angka kasus baru dalam sepekan terakhir, mengingat salah satu syarat pelonggaran PSBB bisa dilakukan jika laju kasus baru di suatu daerah menurun dalam 2 pekan berturut-turut atau jika wabah sudah bisa dikendalikan,\" kata Bamsoet dalam keterangannya. Tren penurunan kasus ini terjadi di sejumlah daerah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), seperti DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur. Bamsoet meminta pemerintah terus optimistis bahwa kebijakan PSBB yang diterapkan secara ketat akan berpengaruh terhadap perlambatan laju kasus baru Covid-19. ”Pemerintah harus terus mengimbau semua kalangan agar tetap mematuhi protokol kesehatan dan ketentuan PSBB karena pandemi ini belum berakhir,” jelasnya. Politikus Partai Golkar itu meminta pemerintah daerah mempertimbangkan untuk mengusulkan memberlakukan PSBB di daerah-daerah yang masih mengalami lonjakan kasus baru pasien terjangkit Covid-19 kepada Menteri Kesehatan, seperti di Makassar yang menjadi salah satu wilayah dengan pertambahan harian kasus yang relatif cukup besar. (fin/ful)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: